Sabtu, 10 Agustus 2013

Kontraksi Dini selama kehamilan



Mengenal Jenis Kontraksi Selama Kehamilan – Kontraksi secara umum dapat dijadikan sebagai tanda bahwa proses persalinan akan dimulai. Perempuan memiliki otot terbesar dalam tubuhnya yaitu rahim. Saat terjadi kontraksi, maka mereganglah otot tersebut. Kondisi tersebut secara alamiah terjadi begitu saja, sama kondisinya ketika anda muntah maka perut anda pun akan mengalami kontraksi. Pada saat terjadi kontraksi, rahim akan akan mengalami kondisi meregang serta mengecil. Menyusutnya rahim tersebut membuat terbukanya serviks dan hingga bayi terdorong menuju saluran kelahiran.

Namun kontraksi tidak hanya terjadi menjelang persalinan. Banyak jenis kontraksi yang terjadi selama kehamilan itu sendiri berlangsung. Berikut adalah beberapa jenis kontraksi yang terjadi selama masa kehamilan:
  • Kontraksi Dini. Kontraksi jenis ini biasanya terjadi saat awal-awal kehamilan atai saat trimester pertama kehamilan. Kondisi ini terjadi saat tubuh masih sedang dalam proses penyesuaian dengan berbagai perubahan akibat adanya kehamilan. Kontraksi terjadi akibat mereganyanya ligamen di sekitar rahim biasanya diikuti oleh perut kembung, konstipasi dan dehidrasi. Jika kontraksi di awal kehamilan ini diikuti oleh adanya bercak darah maka segeralah anda ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
  • Kontraksi Palsu. Jenis kontraksi ini biasa disebut dengan istilah Braxton-Hicks, biasanya terjadi saat kehamilan memasuki usia 32-34 minggu. Waktunya tidak bisa ditentukan namun biasanya terjadi setiap 30 menit sekali dengan lama kontraksi sekitar 30 detik. Rasanya seperi nyeri saat kram haid. Jika kontraksi ini tidak terjadi menjadi lama, kemudian intervalnya semakin memendek dan tidak bertambah kuat, maka persalinan tidak akan terjadi dalam waktu sekarang. Berendamlah di air hangat untuk meredakan kontraksi ini. Namun jika kontraksi semakin kuat dan interval semakin pendek maka bisa menjadi petunjuk bahwa persalinan akan segera berlangsung.
  • Kontraksi Saat Berhubungan. Pada saat berhubungan dapat juga menimbulkan terjadinya kontraksi. Oleh karena itu sebelum anda berhubungan, pastikan terlebih dulu melalui pemeriksaan dokter bahwa kehamilan anda dinyatakan sehat. Kontraksi yang terjadi saat berhubungan, tidak akan menjadikan resiko lahir prematur, selama kehamilannya sehat dan tanpa komplikasi
  • Kontraksi Sebenarnya. Kontraksi sebenarnya terjadi menjelang persalinan. Kontraksi berlangsung selama 40-60 detik, terjadi di setiap 10 samai 20 menit atau satu jam, kemudian kontraksi terjadi menjadi lebih sering. Kontraksi sebenarnya akan diikuti oleh pembukaan mulut rahim, keluarnya cairan atau lendir yang bercampur darah yang berwarna kecoklatan yang merupakan sebagai sumbatan lendir atau mukus pada leher rahim.
Kontraksi di atas termasuk ke dalam kontraksi normal dan biasa terjadi pada masa kehamilan. Dan biasanya akan merujuk pada persalinan normal. Namun ada beberapa jenis kontraksi abnormal yang terjadi menjelang persalinan, yaitu:
  • Inersia primer. Kontraksi yang tidak muncul sama sekali menjelang persalinan. Hal ini disebabkan oleh adanya kelainan fisik ibu seperti, ibu kekurangan gizi, mengidap penyakit berat, mengalami anemia, mioma.
  • Inersia Sekunder. Kontraksi yang lemah.
  • Takisistol dimana kontraksi sebetulnya ada cuman terlalu sering sebelum waktunya, sehingga “habis” sebelum waktunya.
  • Inkordinat, kontraksi yg tidak menyeluruh, artinya hanya bagian perut tertentu aja yg mengalami kontraksi sedangkan bagian perut lainnya tdk mengalami, sehinga persalinan tdk mengalami kemajuan, hal ini biasanya disebabkan oleh mioma atau KPSW (ketuban pecah sebelum waktunya).
  • Tetanis. Kontraksi yang disebabkan oleh ari-ari yg lepas yang menyebabkan kontraksi terus menerus tiada henti, hal ini justeru sangat berbahaya dan dapat mengancam ibu dan bayi yang dikandungnya. Untuk kasus ini harus dilakukan caesar segera.
sumber: http://www.bayi.web.id/mengenal-jenis-kontraksi-selama-kehamilan.html

Ketika istri hamil muda

intim di kehamilan trimester pertama, bolehkah? Mungkin beberapa pihak memperbolehkan pasangan suami istri untuk melakukannya. Sedangkan beberapa pihak melarangnya karena dapat membahayakan janin dalam kandungan.
Terkadang, membicarakan masalah hubungan intim dalam rumah tangga menjadi hal sensitif. Perbedaan pendapat bisa terjadi antara suami dan istri. Lalu, solusi apakah diperbolehkannya berhubungan intim selama kehamilan trimester pertama atau tidak ialah dengan sama-sama melihat dari sudut pandang kesehatan.
Keamanan janin dan kondisi kesehatan istri menjadi prioritas penting ketika ingin melakukan hubungan intim. Pertama, Anda harus mengetahui usia kehamilan lalu memeriksa apakah kehamilannya beresiko besar atau tidak. Jika kehamilan Anda beresiko sehingga rentan terjadi keguguran atau kelahiran bayi prematur, sudah seharusnya menghindari aktivitas seksual untuk sementara waktu.
Kondisi yang termasuk ke dalam kondisi kehamilan beresiko tinggi antara lain, pernah keguguran, pernah melahirkan bayi prematur atau menunjukkan terjadinya kelahiran prematur seperti kontraksi uterus, pendarahan dalam vagina dan tidak bisa dicari apa penyebabnya, volume cairan amnion sedikit, plasenta previa (kondisi dimana plasenta menutup serviks pada jalan lahir), serviks lemah dan dilatasi prematur, dan kehamilan kembar.
Suami pun harus peka dan memperhatikan kondisi kejiwaan istrinya yang sedang mengandung. Mengingat banyak ibu hamil merasa tidak nyaman ketika berhubungan seksual karena sering muntah atau ukuran tubuhnya kian membesar. Bahkan ketika memasuki trimester ketiga, perhatian ibu hamil biasanya fokus pada persiapan melahirkan.
Kondisi seksual pada setiap individu berbeda, begitu pun saat kehamilan. Beberapa wanita, kehamilan justru meningkatkan dorongan seksual dan lainnya tidak. Pria pun memiliki pandangan berbeda pada hubungan seksual ketika pasangannya hamil. Ada yang menganggap bentuk fisik sang istri lebih seksi atau karena temperatur vagina lebih hangat pada masa kehamilan, sehingga lebih memberikan rangsangan seksual lebih erotis pada suami.
Adapun posisi berhubungan intim yang aman dilakukan pada masa kehamilan yaitu :
  • Posisi sendok kembar dimana wanita dan pria tidur pada satu sisi tubuh. Pria berada di belakang wanita dan keduanya menekuk tubuh seperti huruf C.
  • Posisi wanita tidur di salah satu sisi tempat tidur dengan kaki menyentuh lantai. Sedangkan pria berdiri di hadapannya. Pada posisi di sisi tempat  tidur ini, “Mr. Happy” dapat dimasukkan jauh ke dalam namun harus pelan dan hati-hati.
  • Posisi sama sisi, baik dilakukan ketika kehamilan memasuki trimester akhir. Pria dan wanita tidur di sisi masing-masing, saling berhadapan, kaki pria masuk di bawah kaki wanita dan kaki wanita bisa lurus atau ditekuk. “Mr. Happy“dapat dimasukkan dari berbagai sudut.
  • Posisi lainnya, wanita tidur berbaring dan pria berada di salah satu sisi wanita. Pastikan posisi kaki wanita lebih dekat dengan kaki pria. Posisi ini memungkinkan wajah pasangan bisa terlihat  dan lebih romantis.
  • Posisi yang bisa memuaskan Anda pada trimester kehamilan akhir yaitu wanita berada di atas. Posisi ini aman dilakukan asalkan “Mr. Happy” tidak masuk terlalu dalam.
Jika posisi-posisi di atas terasa tidak nyaman, cobalah mencari variasi seks lainnya. Misalnya, oral seks ataupun masturbasi secara bersama-sama. Dalam hal ini, jangan malu untuk menanyakan mengenai masalah hubungan intim kehamilan trimester pertama dan trimester lainnya saat berkunjung ke dokter kandungan

sumber: http://www.bayi.web.id/hubungan-intim-di-kehamilan-trimester-pertama-bolehkah.html